djeNews.co – Pematangsiantar
Perkembangan Inflasi Kota Pematangsiantar sebesar -0,17% (mtm); 2,77% (yoy); 2,15% (ytd), sementara untuk wilayah Kabupaten Labuhanbatu -0,51% (mtm); 0,93% (yoy); 0,95% (ytd).
Sementara itu, untuk wilayah Sumatera Utara sendiri angka inflasi sebesar -0,49% (mtm); 1,11% (yoy); 0,97% (ytd), selanjutnya untuk skala Nasional sebesar -0,37% (mtm); 1,60% (yoy); 1,19% (ytd).
Hal ini diungkapan Muqorobin selaku Kepala KPw Bank Indonesia Pematangsiantar , Selasa ( 3/06/2025 ) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar.
Disebutkannya, pada bulan Mei 2025, terdapat dua wilayah kerja KPwBI Pematangsiantar yang menjadi Kota dan Kabupaten dengan IHK ( Indeks Harga Konsumen ) mencapai deflasi sebesar -0,17%(mtm) untuk wilayah Kota Pematangsiantar , dan -0,51%(mtm) wilayah Kabupaten Labuhanbatu.
Capaian ini menempatkan deflasi Pematangsiantar berada di atas deflasi Sumatera Utara sedangkan Labuhanbatu masih berada di bawah deflasi Sumatera Utara.
Sementara untuk deflasi disebabkan andil komoditas cabai merah yang mengalami peningkatan stok yang mengakibatkan harga jual menurun.
Komoditas dengan andil deflasi bulanan terbesar Kota Pematangsiantar diantaranya, Cabai Merah -0,24%, Bawang Merah -0,06% dan Bawah Putih sebesar -0,05%.
Sementara komoditas dengan andil inflasi bulanan terbesar Kota Pematangsiantar diantaranya, Tomat 0,25%, Beras 0,05% dan Kontrak Rumah sebesar 0,03%.
Sementara itu komoditas dengan andil deflasi bulanan terbesar diwilayah Kabupaten Labuhanbatu di dominasi oleh cabai merah -0,69%, Cabai rawit -0,24%, dan Bawang Merah -0,09%.
Selanjutnya , komoditas dengan andil inflasi bulanan terbesar Kabupaten Labuhanbatu diantaranya tomat 0,35% , Beras 0,22% dan Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,15%.
Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Pematangsiantar menyebutkan, dalam upaya pengendalian inflasi di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Labuhanbatu, dilakukan berbagai kegiatan diantaranya pelaksanaan High Level Meeting di Kota Tanjungbalai, sebagai upaya untuk mengantisipasi gejolak harga menjelang Hari Raya Idul Adha, dan melakukan pengendalian HLM diwilayah Kota Tanjungbalai , guna membahas strategi pengendalian inflasi menjelang Hari Raya Idul Adha .
“Upaya pengendalian inflasi di Kota Tanjung Balai Jelang Perayaan Hari Raya Idul Adha, kita melakukan pelaksanaan sidak pasar, pasar murah serta melakukan pembahasan sinergi yang dapat dilakukan antar Bank Indonesia dan Kota Tanjungbalai dalam mengendalikan inflasi daerah”, sebut Muqorobin.
Dilanjutkannya, Kolaborasi P2L bersama Pemerintah Kota/Kabupaten diwilayah kerja Kpw BI Pematangsiantar dengan melakukan sosialisasi
pelaksanaan pekarangan lestari, yang bertujuan mendukung pengendalian inflasi daerah dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam pangan secara berkelanjutan.
” Pencanganan pelaksanaan pekarangan lestari ini guna meningkatkan ketersediaan pangan di rumah tangga, menekan permintaan pasar, dan mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah”, jelas Muqorobin.
Harapannya, tekanan terhadap harga bahan pokok—khususnya komoditas strategis seperti cabai dan sayur—bisa ditekan, sehingga membantu menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan lokal.
“Kedepan, kedua kota IHK di Sisibataslabuhan diperkirakan masih akan mengalami deflasi meskipun tidak setinggi capaian Mei 2025. Pemberian potongan harga tarif listrik pada Bulan Juni dan Juli oleh pemerintah dan penyesuaian berupa penurunan harga Bahan Bakar Minyak pada awal Bulan Juni ini akan memberikan tekanan terhadap angka inflasi di daerah”, tutup Muqorobin. (dj)